This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, April 04, 2009

Puisi

BATU KARANG
Kuingin seperti batu karang
Di dasar lautan tanpa hempasan ombak dan badai
Yang mengusik
Kebisuanku adalah kegelisahan dan ketakutan
Karena kutahu
Saat kau akan datang
Jauh dan semakin menjauhlah
Sebelum kau hancurkan
Hingga jiwakupun hancur


L A R A
Tlah lepas
Saat ingin terikat
Seuntai kata sejukkan jiwa dalam patah-patah harapan
Menangis
Saat umpatan hati penuh sesak
Tapi hanya sesaat
Duka pergi karena tersanjung
Saat diri tahu
Sepantas apa lara jiwa
Menerima air mata berarti
Saat itu pula kesejukan mengalir

R I N D U
Karena rindu
Hati tertusuk perih… terasa
Karena rindu
Seakan ruangan hampa
Karena rindu
Gejolak dada semakin terasa
Karena rindu
Sepi dan kekosongan membelenggu
Kau tahu
Ketakutan membayangi
Kesendirian mengisi hariku
Tapi kurela saat lambaian tanganmu
Karena kutahu
Karena kumengerti
Jiwamu ada padanya
Biarkan rindu, sepi dan ketakutan ini
Mengalir hingga kutemukan jawabnya

P E N A N T I A N
Hati resah
Jiwa bekecamuk
Perih saat waktu berpaling jauh
Tinggalah sesal menyelimuti
Mungkin telah jauh
Tapi tetap ada
Walau berguguran
Jiwa menyertainya
Hingga berserakan dalam mimpi
Penantian tulus untuknya
Bunga layu
Menantikan hujan tapi sang kekasih enggan menitikkan air mata
Walau hanya setetes
Tapi berarti
Untuk sebuah penantian


KATAKAN
Kau katakana salah
Tapi benar untukku
Kau katakana ya
Tapi tidak untukku
Kuikuti langkah kaki
Kuikuti perjalanan
Seperti berjalannya siang dan malam
Tapi tidak karenamu
Kuyakinkan hati
Kurajut kembali mimpi
Bersama awan tuk temukan bayangan
Dan keinginan tulus untukmu



W A K T U
Senja datang
Kesepian menghadang
Dentang-dentang jam berlalu
Mengikuti irama detak jantung
Ketika keterasingan menghinggapi
Hampa hanya limit yang kudapati
Aku teriak
Meneriakkan jiwa dalam kekosongan
Meneriakkan pahitnya empedu yang kau beri
Tapi bayangan mimpi menghampiri
Hingga datang kekecewaan
Saat sepi…
Hampa menghampiri
Harapan tetap ada
Walau tinggal puing-puing
Tetap kurajut
Karena kutahu waktu akan bicara
Tulusnya tetap untukmu



K E T I K A
Ketika jatuh dan terluka
Kau dimana…?
Harapku kau di sini
Menjaga kedamaian dan mimpiku
Ikatkan jiwa yang rapuh
Kecewa bukan jawaban
Marah sesalku akan datang
Tanyaku mulai mengembang
Karena ketakutan menghampiri
Akan rindu yang mulai mengalir




M A A F
Maafku untukmu
Telah lama dan berada di sini
Saat waktu bicara
Aku harus pergi
Tinggalkan sejenak kenangan
Tolong, jangan kau bicara…!
Ingatan kembali
Kau katakana “aku cinta padamu”
Jangan kau katakan kembali
Karena tak akan pernah tahu
Kenapa kau cinta padaku?
Saat kesadaran hadir
Diri telah jauh
Terpaan angin membawa pergi
Kau katakan “aku rindu padamu”
Rindu gelak tawa, rindu jahilku
Tapi bibir terkatup untuk katakan ”maaf”





KENANGAN
Tecabik saat gelisah
Tertutup aura di jiwa
Mungkin lama tapi berharap
Meski seribu tahun menanti
Genggaman tanganmu tak berarti
Saat diri kembali melayang
Bersama mimpi wujudkan angan
Dalam serpihan kenangan
Dekapan masa lalu terlalu erat
Ingin lepas tapi enggan
Ingin kembali tapi tak rela
Karena tulusnya untukku



LANGKAH
Wajar
Tapi tak menentu
Hanya menghormati
Dibawa angin terus pegi dan berlalu
Langkah kaki
Sudah tak pecaya
Pada angin, belaian lembutnya
Apalagi pada arah
Yang mulai kabur dan mengaburkan
Hingga pada titik-titik kebisuan berhenti



KATA HATI
Terluka
Ketika jiwa berontak
Tak bisa terlepas
Hanya karena hati tak ingin
Mungkin kata
Serangkai kalimat
Mewakili hati
Tapi tetap tak terbaca
Karena takut
Lari dari jawaban
Bukan untuk mereka
Tapi sembunyikan wajah kebohongan




RINDUKU DI SANA
Saat kerinduan di atas kepala
Hati bertabur dendam
Mencari kedamaian dalam rapuhnya jiwa
Bising oleh keramaian
Bertanya hati
Kaburnya hujan karena matahari
Tak tahu saat ingin
Pada titik yang berbeda




A S A
Maaf tersimpan jauh
Tetap balas diharap
Meski kabur nuansa hati
Tetap ada dalam gelap



SESAAT
Capek diri
Seakan tidur di ujung tombak
Maaf telah bertepi jauh
Saat angin turut menerbangkan
Sesaat terhenti
Sesaat berjalan
Tak tentu
Arah mana yang membawa


MAYA DALAM PESONA
Kegelisahan tepikan akal
Teriak bukan jawaban
Sesaat kembali
Pudar menghilang
Rintikan hujan
Irama alam ramaikan sepi
Temukan maya dalam sendiri
Bintang menghilang
Saat bulan bersinar
Kesetiaan hadir
Saat cinta tak berwarna
Hadirmu penuhi dahaga
Hanya sesaat dan pergi
Pergi-datang
Datang dan pergi
Saat ingin
Hapus luka
Sisakan air mata
Mengerti bukan berarti tahu
Jawaban tulus diharap
Iringi pencarian
Tuk temukan maya dalam pesona




JIKA
Jika langit mulai mendung
Kau tanya kemana mentari
Jika malam menyelimuti
Kau berlari menjauh
Apa yang kau cari?
Kelelapan tidurmu?
Ceriaku berakhir
Entah…
Atau…
Jika kesenyapan
Tak henti bergulung
Mungkin
Jika…
Hanya kau, aku yang tahu


KEMBALI
Hilang saja
Bila hati tak satu
Putih sudah tak nampak
Biar tak gundah hati berkata

Hilangku mengejar
Masa lalu berbinar
Tak tahu pada siapa memilih
Kau atau mereka
Putihku datang

Capek saat mereka tahu
Hitam selimutimu
Kuhapus perlahan
Tapi sesaat kembali

Bersama
Gelisah menendang
Siapa bilang tak ingin!
Biarlah hitam
Putih hati menanti



MENCARI
Temui rajut pada benang rapuh
Jarum atau api tanganmu
Menusuk membakar perlahan
sampai abu tak bisa ungkapkan kata